Studi tentang persepsi dalam psikologi sosial meliputi bagaimana individu memproses, menafsirkan, dan mengambil arti dari informasi yang diterima melalui indera. Ini termasuk studi tentang bagaimana individu menafsirkan wajah, suara, bahasa tubuh, dan konteks sosial dalam interaksi sosial. Beberapa topik yang diteliti dalam studi persepsi termasuk:
- Pemrosesan wajah: bagaimana individu mengenali dan menafsirkan ekspresi wajah orang lain.
Pemrosesan wajah merupakan salah satu topik penting dalam studi persepsi dalam psikologi sosial. Dalam proses ini, individu mampu mengenali dan menafsirkan ekspresi wajah orang lain, seperti emosi, kemauan, serta inten. Beberapa teori yang digunakan untuk menjelaskan pemrosesan wajah meliputi teori kategori, teori prototipe, dan teori konstruksi.
Teori kategori menyatakan bahwa individu mengenali ekspresi wajah berdasarkan kategori emosi yang dikenal, seperti senang, marah, sedih, dan takut. Teori prototipe menyatakan bahwa individu mengenali ekspresi wajah berdasarkan prototipe dari setiap emosi, yang merupakan gambaran umum dari ekspresi yang dikenali.
Illustrasi gambar diambil dari: https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-persepsi-sosial-dalam-berkomunikasi/16334
Sedangkan teori konstruksi menyatakan bahwa individu menafsirkan ekspresi wajah dengan mengkombinasikan informasi dari berbagai sumber, seperti ekspresi mata, mulut, dan dahi, serta mengambil konteks dari situasi yang dihadapi.
Studi tentang pemrosesan wajah juga menyoroti peran dari sistem saraf dalam proses ini, terutama bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk pengenalan wajah dan pemrosesan emosi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa area otak seperti fusiform gyrus dan amygdala berperan penting dalam pemrosesan wajah.
- Pemrosesan suara: bagaimana individu mengenali dan menafsirkan suara orang lain, termasuk intonasi dan ekspresi emosional.
Pemrosesan suara merupakan proses di mana individu mengenali dan menafsirkan suara orang lain melalui berbagai mekanisme di otak. Ini termasuk pengenalan intonasi suara, yang dapat mengungkapkan emosi atau niat dari pembicara, serta pengenalan ekspresi emosional, yang dapat mengungkapkan perasaan pembicara. Beberapa area di otak yang terlibat dalam pemrosesan suara termasuk temporal, frontal, dan parietal lobus. Penelitian juga menunjukkan bahwa ada beberapa bagian dari otak yang lebih terlibat dalam pemrosesan suara, seperti Wernicke's area dan Broca's area.
- Pemrosesan bahasa tubuh: bagaimana individu menafsirkan gerakan tubuh orang lain, termasuk gestur dan postur.
Pemrosesan bahasa tubuh adalah proses di mana individu menafsirkan gerakan tubuh orang lain melalui mekanisme di otak. Ini termasuk pengenalan gestur, yaitu gerakan tangan atau lengan yang digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan, serta pengenalan postur, yaitu cara seseorang berdiri atau duduk yang dapat mengungkapkan emosi atau niat. Beberapa area di otak yang terlibat dalam pemrosesan bahasa tubuh termasuk parietal, temporal dan frontal lobus. Penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa bagian dari otak yang lebih terlibat dalam pemrosesan bahasa tubuh seperti Fusiform gyrus, Superior temporal sulcus (STS) dan the mirror neuron system.
- Stereotip: bagaimana individu menafsirkan dan mengelompokkan orang lain berdasarkan karakteristik sosial seperti ras, jenis kelamin, atau orientasi seksual.
Stereotip adalah pandangan umum yang digunakan untuk mengelompokkan orang lain berdasarkan karakteristik sosial tertentu, seperti ras, jenis kelamin, atau orientasi seksual. Stereotip ini dapat muncul secara alami dari pengalaman individu, tapi juga dapat dipelajari dan diterapkan dari lingkungan sosial. Stereotip dapat mempengaruhi cara individu menafsirkan dan bereaksi terhadap orang lain, baik secara positif maupun negatif. Penelitian menunjukkan bahwa stereotip dapat mempengaruhi cara individu menilai seseorang, cara individu bereaksi terhadap seseorang, dan juga cara individu berinteraksi dengan orang lain.
- Pemrosesan konteks sosial: bagaimana individu menafsirkan informasi dalam konteks sosial yang lebih luas, termasuk norma sosial dan harapan sosial.
Pemrosesan konteks sosial adalah proses di mana individu menafsirkan informasi dalam konteks sosial yang lebih luas, seperti norma sosial dan harapan sosial. Norma sosial adalah aturan yang diterima oleh masyarakat tentang bagaimana seseorang harus berperilaku dalam situasi tertentu. Harapan sosial adalah ekspektasi yang diterima oleh masyarakat tentang bagaimana seseorang harus berperilaku dalam situasi tertentu. Pemrosesan konteks sosial memungkinkan individu untuk menafsirkan tindakan dan perilaku orang lain dalam konteks yang lebih luas, dan juga memungkinkan individu untuk bereaksi secara sesuai dengan norma sosial dan harapan sosial yang berlaku. Beberapa area di otak yang terlibat dalam pemrosesan konteks sosial termasuk prefrontal cortex, temporal, dan parietal lobus.
Posting Komentar untuk "Persepsi Diri"